Bangkitlah, Hari Kemenangan Itu Masih Ada
Ketika
sebuah mawar telah layu
Berikanlah
pupuk dan air yang cukup
Ketika
mawar itu malah mati
Maka
gantilah dengan yang baru
Tak
dipungkiri, manusia sering mengalami ketidaksesuaian antara utopia dan realita.
Dan tanpa sadar dirinya telah larut bersama perasaan gagal. It’s okay to be
not okay, but the big mistake is too long in sadness without progress to do
something better. Nggak masalah jika kamu nggak baik-baik saja, yang jadi
masalah kalau kamu terlalu larut dalam kesedihan tanpa adanya pergerakan untuk
melakukan sesuatu yang lebih baik.
Sutan
Sjahrir pernah berkata “Hidup yang tak pernah diperjuangkan, takkan pernah
dimenangkan”. Ketika engkau terlalu larut pada perasaan tak berguna, hingga
lupa cara menjalani hidup. Maka kemenangan itu tak pernah ada di tangan
sendiri. Engkau akan selalu
merasa bahwa engkau tidak pernah menang, padahal kemenangan ada karena
perjuangan dari dalam diri sendiri. Perjuangan secara nyata melalui tindakan
keseharian dan perjuangan secara jalur langit melalui do’a yang dipanjatkan
kepada sang Pencipta.
Engkau
boleh saja untuk kecewa, terluka, bersedih, bahkan merasa tak baik-baik saja
entah itu kehilangan sosok yang kamu cintai, target yang tak tercapai, realita
yang jauh berbanding terbalik dengan ekspetasi. Namun ketahuilah, ada
kesempatan yang menjadi titik balik. Bangkitlah setelah engkau selesai dengan
emosi negatifmu, lakukan sesuatu untuk maju. Karena kemenangan takkan datang
dengan sendirinya. Lihatlah kisah heroik Indonesia dalam Serangan Umum 1 Maret
1945 yang secara tidak langsung menjadi psywar bagi petinggi NICA dan
Belanda serta menggemparkan dunia kala itu. Indonesia yang bahkan saat itu
dianggap tidak lagi punya power buat meng-counter Belanda pasca-Agresi
Militer bisa melakukan epic comeback yang tak terduga.
Komentar
Posting Komentar